Rabu, 24 Maret 2010
keimanan..
menangislah dibahuku..
kau datang padaku seperti biasa
ku sambut bahagia dengan tangan terbuka
kau balas dengan senyuman seadanya
ku tahu ada sesuatu yang berbeza
kau hanya diam seribu bahasa
hanya di matamu yang cuba berbicara
bahwa saat ini hatimu terluka
kau tahu ku ada di sini untukmu
mencuba tak berkedip
menahan tegar di hujung mata
hingga kau pun tak kuasa
berderailah airmata
dalam pelukku kau curahkan semua
menangislah...
kadang manusia terlalu sombong tuk menangis
lalu untuk apa airmata telah dicipta
bukan hanya bahagia yang ada di dunia
menangislah...
di bahuku kau berikanku kepercayaan
bahwa laramu adalah haru biruku
kerna ku adalah sahabatmu
menangislah...(dibahuku ku disini untukmu)
menangislah...(dibahuku kerna ku sahabatmu)
Selasa, 23 Maret 2010
bila ayah ibu tiada
amat sedih merasa..
subhaanallaaahhh... (سبحان الله)
SUNYI..
SEPI...
tidak ada yg membangunkan diwaktu shubuh..
tidak ada yg mengingatkan untuk makan..
tidak ada yg mengingatkan untuk beribadah..
padahal tidak lama..
HANYA ditinggal keluar kota..
jika ditinggal KELUAR dunia ??
ya الله hamba belum siap..
bila ibu tiada..
ayah pun tiada..
siapa yg mendidik kita didunia..
kita banyak berdosa dan juga durhaka..
hanya bisa sakiti mereka..
tanpa balas jasa..
jauh dari SURGA dekat ke NERAKA..
bagi yang durhaka pada ayah bunda..
sengsara didunia..
rugi di alam baqa' tiada tara..
dekat ke SURGA jauh ke NERAKA..
bagi yg berbakti pada ayah bunda..
hidup bahagia di dunia..
selamat di akherat sana..
kasihi mereka..
sayangi mereka..
doakan mereka agar sejahtera..
bahagia di dunia..
bahagia di akherat..
semoga allah memuliakan kedua org tua hamba.. (طيب الله تمجد أبي وأمي)
semoga diberikan umur yang panjang dan barokah.. (نظرا للعمر الطويل وسلم)
diberikan kesehatan sehingga bisa beribadah dan meningkatkan keimanan.. (يصنف الصحية من أجل خدمة)
dijadikan teladan bagi keluarga.. (مثال الأسرة)
dunia dan akhiraatt.. (في الدنيا والآخرة)
amiiiinnnn... (أمين)
*lahuma al-faatihah* (للوالدين ، الفاتحة)
jalan kehidupan
saat kita tertawa bersama semua terasa sangat indah..
saat kita menangis bersama semua terasa sangat mudah..
disaat semua yg takkan terbayangkan kau rasakan..
jangan berputus asa..
tetaplah berusaha..
yakinlah..
jalanilah hidupmu yg indah..
meski kadang kau merasa lelah..
jangan pernah kau berkeluh kesah..
yakinilah dan tabah..
takdir tuhan itu telah ada..
sejak semesta ini tercipta..
segala suka dan duka kita kan menjadi cerita..
jalan kehidupan...
saat kita membuka mata kau mengerti semua bahwa kita sama..
saat kita beranjak dewasa jalan hidup kita kan berbeda..
disaat semua yang takkan terbayangkan kau rasakan..
JANGAN BERPUTUS ASA..
TETAPLAH BERUSAHA..
YAKINLAH..!!!
muhasabah cinta
betapa lemah diriku ini..
berat ujian darimu..
kupasrahkan semua pada-MU..
Tuhan.. baru ku sadar..
indah ni'mat sehat itu..
tak pandai aku bersyukur..
kini ku harapkan cinta-MU..
kata-kata cinta terucap indah..
mengalir berdzikir di kidung doaku..
sakit yang kurasa biar jadi penawar dosaku..
butir-butir cinta air mataku..
teringat semua yg KAU beri untukku..
ampuni khilaf dan salah selama ini ya ILLAHI..
muhasabah cintaku..
tuhan.. kuatkan aku..
lindungiku dari putus asa..
jika ku harus mati..
pertemukan aku dengan-MU..
mengapa ??
wahai sodara sadarlah kita..
lahir kedunia tiada dosa..
tek sehelaipun kain dimiliki..
martabat tahta tak dipunyai..
allah ciptakan kita semua hanya dari air yg hina..
jadilah jadi bayi yg suci..
hitam putihnya takdir ilahi..
mengapa harus saling iri ???
mengapa harus saling dengki ???
mengapa harus sombong diri ???
mengapa harus susah hati ???
mengapa harus sakit hati ???
mengapa harus kecil hati ???
bukankah milik sudah terbagi ???
bukankah rizki janji ilahi ???
bukankah ajal sudah pasti ???
bukankah jodoh sudah terpilih ???
mengapa bimbang mengapa ragu kepada tuhanmu yg satu ???
mengapa.mengapa.mengapa???
MENGAPA - HAWARI
semua telah termaktub di Lauhul Mahfudz sayang..
tak perlu engkau resah karenanya..
kita akan bersama-sama menjemputnya..
ay sayang kamu...
Kamis, 18 Maret 2010
syukur
mengapa bersedih ketika tetangga membeli rumah baru ???
Jumat, 05 Maret 2010
DPR, GusDur & jeruk purut anak TK
Sungguh semua orang akan berkata 'benar juga kata Gus Dur'. Mantan presiden RI ke 4 itu pernah menyatakan anggota DPR seperti anak Taman Kanak-kanak (TK). Saat itu, Juli 2001, Gus Dur akan dijatuhkan dari kursi presiden oleh parlemen. Kini, hampir 9 tahun kemudian, lihatlah perilaku para anggota dewan.
Anak TK adalah anak balita yang usianya masih dalam tahap perkembangan. Mereka ingin tahu banyak hal dan menyampaikan juga banyak hal. Kadang mereka taat dengan aturan yang ditetapkan sang guru atau orang tua. Tapi tidak jarang mereka liar, asyik mengikuti alur pikirannya sendiri untuk bertindak dan beraktivitas.
Pada masa TK inilah, anak ingin dilihat eksistensinya. Egoismenya tinggi dan ingin dilihat selalu berhasil dan dipuji. Pada masa inilah mereka banyak belajar bernyanyi dan berbicara semaunya sendiri. Sederhananya, anak TK itu memang ada dalam masa pertumbuhan manusia yang paling dasar setelah selesai belajar bicara.
DPR adalah lembaga perwakilan rakyat yang diatur oleh UUD 45 dan UU. Lembaga ini diberi tugas menjadi pengawas pemerintah (controlling), membuat UU (legislating) dan menyusun anggaran (budjeting). Di tangan lembaga inilah nasib bangsa ini akan ditentukan, tentunya selain di tangan lembaga eksekutif dan yudikatif. Di pundak wakil rakyat yang ada di parlemen ini pula masa depan bangsa akan dipertaruhkan. Karenanya DPR dan anggotanya harus benar-benar bermutu dan bekerja untuk rakyat meski mereka berasal dari partai-partai yang berbeda kepentingan.
Siapa yang tidak kenal Gus Dur? Nama aslinya adalah Abdurrahman Addhakhil. Tapi ia sering disebut dengan nama Abdurrahman Wahid karena memimjam nama depan ayahnya yang bernama Wahid Hasyim. Gus Dur adalah sosok kiai, politisi, budayawan, intelektual dan aktivis gerakan yang tidak diragukan lagi kompetensinya. Gus Dur tidak pernah surut walau sejengkal jika sedang memperjuangkan keyakinannya. Termasuk dalam memperjuangkan demokrasi, kebebasan, pluralisme dan HAM. Sampai akhir hayatnya, Gus Dur tetap konsisten dengan perjuangannya itu.
Lalu apa hubungannya antara DPR, Gus Dur dan anak TK? Jelas, secara langsung memang tidak ada hubungannya. Tetapi, jika kita amati secara cermat soal perilaku anggota dewan akhir-akhir ini, kita akan bisa menarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara ketiganya. Hubungan ini sangat jelas saat kita menyaksikan wakil rakyat saat sidang paripurna DPR, khususnya yang terkait dengan Skandal Century. Apalagi Selasa (2/3/2010) kemarin dalam paripurna DPR sempat terjadi ricuh dan hampir adu jotos, bukannya ini seperti prilakunya anak kecil?
Gus Dur saat menjadi presiden tahun 1999-2001 lalu memang tidak pernah absen membuat gebrakan. Saking seringnya, Gus Dur harus beberapa kali berurusan dengan DPR. Mungkin karena bosan dan jenuh dengan perilaku dewan, Gus Dur pun membuat gerah anggota parlemen dengan menyebut DPR sebagai taman kanak-kanak (TK). Tentunnya sebutan ini bisa dimaknahi bahwa orang-orang yang ada di DPR, ya seperti anak TK. Begitulah media nasional saat itu menulis.
Penyebutan ini sontak saja membuat anggota parlemen menjadi marah dan kalap. Gus Dur dinilai melakukan contemp of parliament, melakukan penghinaan terhadap parlemen. Akibat keberaniannya dengan parlemen itu, akhir cerita, di sebuah malam yang buta pada Juli 2001, Gus Dur yang hanya mengenakan celana kolor dipaksa melambaikan tangan untuk keluar dari Istana Negara tempat ia berkantor. Ia dijatuhkan dari kursi presiden.
Meski demikian, cap anak TK pada DPR tidak pernah hilang. Terlebih bila anggota parlemen tidak bisa menunjukkan etika dan kinerja yang baik untuk kepentingan rakyat. Selasa (2/3/2010) kemarin, anggota DPR ricuh saat pembacaan hasil Pansus Century, cap yang diberikan Gus Dur itu pun kembali terkenang.
Waktu, katanya, bisa menyembuhkan segala luka. Waktu juga akan membuat seseorang tumbuh kembang dan menjadi dewasa. Tapi bagi anggota DPR, waktu seperti tidak mengubah apa-apa. Anggota DPR tidak kunjung beranjak dari dunia 'taman kanak-kanak'. Pergantian waktu bagi DPR seperti jeruk purut yang mengkerut. Polah anggota DPR tetap sering membikin kita cemberut. Entah sampai kapan kita harus bersabar. He he he ...
*) Muhammad N Hayid, Penulis adalah wartawan detikcom. Tulisan ini merupakan opini pribadi dan tidak mewakili pendapat perusahaan.
Rabu, 03 Maret 2010
Century dan Praktik Kotor Demokrasi
Ada dua hal yang sangat dibanggakan oleh pejuang-pejuang Demokrasi dari sistem ini, kebenaran dan suara rakyat. Sistem demokrasi dianggap paling bisa mendekati kebenaran, karena bersumber pada kedaulatan suara rakyat. Suara rakyat dianggap suara Tuhan. Sistem ini juga dianggap paling aspiratif karena selalu mendasarkan kepada suara rakyat. Namun dalam kasus Century, justru dua hal ini dilanggar. Kasus Century dengan secara gamblang menunjukkan kepada kita hakikat buruk system demokrasi dan praktik-praktik kotornya.
Kebenaran berdasarkan fakta yang seharusnya dicari oleh siapapun dan menjadi dasar pertimbangan utama diabaikan begitu saja. Meskipun berbagai bukti dan argumentasi sudah terungkap dalam rapat-rapat Pansus yang melelahkan, tetap saja yang paling menentukan adalah tawar menawar politik. Politik dagang sapi sangat kentara dalam kasus ini. Berbagai cara pun dilakukan untuk memperkuat posisi tawar menawar. Mulai dari bujukan kekuasaan sampai ancaman.
“Stick and Carrot Policy” menjadi alat penentu kebenaran. Bagi yang mau mendukung partai berkuasa , janji-janji kekuasaan dan jabatanpun dijadikan perangkap. Bukan rahasia lagi, pelobi partai berkuasa berkeliaran menawarkan posisi menteri (pasca reshufle), jabatan penting di BUMN , dan tawaran-tawaran lain yang menggiurkan.
Sebaliknya yang cendrung menolak partai berkuasa diancam dengan berbagai teror. Dikeluarkan dari koalisi, ancaman akan dikorbankan dalam reshuffle. Siapa kawan siapa lawan ditentukan bukan berdasarkan kebenaran tapi berdasarkan apakah mendukung partai berkuasa atau tidak. Seperti pernyataan sekjen DPP Demokrat Amir Syamsudin , bagi Partai Demokrat siapa lawan siapa kawan terlihat dari sikap fraksi terhadap kasus Century . Menurutnya keloyalan terhadap koalis bersama partai demokrasi , akan menjadi dasar pertimbangan evaluasi.
Pelobi-pelobi ulang pun menebarkan teror. Berbagai hal yang bisa menyeret lawan politik termasuk dugaan kejahatan masa lampau pun diungkap kembali. Staf khusus bidang sosial dan bencana Presiden SBY, Andi Arief, paling bersemangat menyeret politisi PKS dengan tuduhan terlibat dalam L/C Fiktif . Tidak tanggung-tanggung Andi Arif menuduh PKS melindungi deposan Bank Century yang bermasalah, M Misbakhun. Tuduhan yang ditolak keras oleh PKS. Andi Arif yang seharusnya lebih sibuk mengurusi bencana longsor Ciwidey, banjir dibanyak tempat di Indonesia , malah menjadi kacung penguasa demi mempertahankan posisi kekuasaan.
Dosa-dosa masa lalu pun diungkap seperti beberapa politisi yang dikenal keras dalam pansus dituding ikut dalam rombongan beberapa anggota DPR-RI yang ikut studi banding ke New York
dan London pada 2004, yang pembiayaannya ditanggung BI. Perjalanan ke luar negeri itu dianggap sebagai ‘upah’ (gratifikasi). Ical diseret-seret dalam masalah pajak. Peran Golkar dalam kasus Bank Bali, PDIP dalam kasus BLBI pun diungkap kembali untuk membuat gentar lawan. Lepas dari apakah tuduhan itu benar atau tidak pertanyaannya, kenapa baru sekarang masalah ini diungkap ?
Klaim atas nama suara rakyatpun dipertanyakan. Demokrasi selalu mengklaim bahwa system ini paling aspiratif karena berdasarkan kepada suara rakyat yang diwakili oleh anggota DPR/MPR. Kenyataannya tidak seperti itu. Meskipun sudah berjibaku dalam rapat-rapat pansus Century tentu saja telah menghabiskan dana negara, tetap saja yang kemudian menuntukan adalah pimpinan partai politik. Atas nama kebijakan partai , suara pemimpin parpol yang tidak pernah ikut rapat justru yang paling menentukan. Tentu saja setelah kompromi politik dengan partai berkuasa. Pertanyaan penting yang harus kita ajukan , kalau merasa benar kenapa harus melakukan lobi sana lobi sini. Kalau semua ditentukan oleh pemimpin partai , untuk apa ada pansus yang memakan waktu yang panjang dan menghabiskan uang negara ?
Klaim suara mayoritas sistem demokrasi memang patut dipersoalkan. Realitanya, yang berkuasa sering kali adalah pemimpin partai dan pemilik modal. Hasilnya, banyak kebijakan partai politik di DPR atau pemerintahan yang justru memberatkan rakyat dan lebih menguntungkan pemilik modal. Rakyatpun tidak pernah ditanya apakah setuju terhadap kenaikan BBM, privatisasi listrik, komersialisasi pendidikan lewat BHP. Demokrasi menjelma menjadi tirani minoritas (pemilik modal, pemimpin partai) atas nama mayoritas. Prinsip penting demokrasi ini menjadi sebuah iluasi yang tidak ada realitnya.
Praktik kotor demokrasi seperti ini sudah seharusnya semakin menyadarkan kita tentang kebobrokan dari sistem ini. Sistem yang menjadikan hawa nafsu, kekuasaan, dan harta sebagai panglima tertinggi, tidak akan pernah memberikan kebaikan pada rakyat. Kembali kepada syariah Islam adalah jalan terbaik bagi kita . Syariah Islam, sistem aturan kehidupan yang berasal dari Allah SWT yang Maha Sempurna, Maha Pengasih dan Penyayang pastilah akan memberikan kebaikan kepada manusia.
Ukuran kebenaran juga menjadi jelas yakni halal dan haram berdasarkan nash syari’i. Bukan pertimbangan hawa nafsu manusia yang seringkali sarat dengan keserakahan, dipengaruhi oleh berbagai kepentingan, perbedaan waktu dan tempat. Afahukmal jahiliyyati yabghun wa man ahsanu minallahi hukman li qoumi yukinun (Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki, siapakah yang lebih baik dari pada (hukum Allah ) bagi orang-orang yang yakin ?) .Farid Wadjdi
Sumber : hizbut tahrir indonesia